‘BRUAKKK’ Anakku terbentur tumpukan kardus bekas, hatiku nanar menatapnya. Lagi-lagi manusia itu menendang anakku dengan semena-mena. Secepat kilat aku berlari ke tempat anakku, tubuhnya bergetar hebat, masih belum terbiasa dengan perlakuan yang diterimanya. Kali ini karena dia terlalu asyik menatap burung dalam sangkar peliharaan manusia itu. Namun, seperti biasa, manusia itu menunjukkan ketidaksukaannya akan keberadaan kami. Hatiku sakit, apa salah kami sesungguhnya? Kami hanya menumpang tinggal di area ini, bukan di dalam rumah pun di halamannya. Kami tinggal di buminya Allah, ini hak kami. Kami pun tak pernah menuntut apapun padanya, pada manusia itu. Kami hanya makan sisa makanannya yang sudah dibuangnya ke sampah. Aku sungguh heran, kenapa dia tak sesuka itu pada kami. Bukan sekali-duakali kurasakan pedihnya perlakuan kasarnya, pernah dia siram kami dengan air sisa cucian, dia lempar kami dengan batu, bahkan dia menendang kami seperti yang barusan dia lakukan pada anak