Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2017

Pukul Lima

Tepat kuingat saat itu pukul lima Saat tangismu pecah begitu gempita Senyum merekah di wajahmu Menawan hati memikat jiwa Pun kuingat saat itu pukul lima Saat wajah ayahmu penuh dengan rona Derai air mata tak terkira Melihatmu berlari kearahnya Kini pun tepat pukul lima Saat langit merah membara Saat tangis tak henti jua Mengantarmu kembali ke pangkuan-Nya

Musnah

Detik terus berdetak Menit tak pernah berjinjit Berlari tiada henti Hingga tua pun semakin menjadi Mekar hingga layu Asa makin payah Terang makin sendu Janji cincin pun patah Rindu bergurat amarah Jejak hilang sudah Cinta berkalang tanah Yang sah, hilanglah sudah Malang, 28 september 2017

Kami Yang Tak Bertuan

‘BRUAKKK’ Anakku terbentur tumpukan kardus bekas, hatiku nanar menatapnya. Lagi-lagi manusia itu menendang anakku dengan semena-mena. Secepat kilat aku berlari ke tempat anakku, tubuhnya bergetar hebat, masih belum terbiasa dengan perlakuan yang diterimanya. Kali ini karena dia terlalu asyik menatap burung dalam sangkar peliharaan manusia itu. Namun, seperti biasa, manusia itu menunjukkan ketidaksukaannya akan keberadaan kami. Hatiku sakit, apa salah kami sesungguhnya? Kami hanya menumpang tinggal di area ini, bukan di dalam rumah pun di halamannya. Kami tinggal di buminya Allah, ini hak kami. Kami pun tak pernah menuntut apapun padanya, pada manusia itu. Kami hanya makan sisa makanannya yang sudah dibuangnya ke sampah. Aku sungguh heran, kenapa dia tak sesuka itu pada kami. Bukan sekali-duakali kurasakan pedihnya perlakuan kasarnya, pernah dia siram kami dengan air sisa cucian, dia lempar kami dengan batu, bahkan dia menendang kami seperti yang barusan dia lakukan pada anak

Hanya jeda

Hujan ini hadir lagi Dengan membawa seribu cerita tentangmu Senyummu yang senantiasa menghiasi Dan candamu yang selalu menghibur diri Santunnya lakumu Indahnya rasa malumu Pesona, Kumerindukanmu Hujan ini hadir lagi Membawa serta semua melodi kisah masa lalu Saat aku menggenggam tanganmu Di hari pertama, setelah kata sah itu Kuingat persis binar matamu Dan rona pipimu Manis, Kumerindukanmu Kini, biar mereka berucap bahwa itu telah tamat Namun bagiku ini adalah jeda Karena aku yakini Kau dan aku adalah satu Kini hingga nanti   Surga   Kumerindukanmu   Malang, 25 september 2017

Keluarga Tanpa Listrik

Gambar
Aku duduk di teras, menikmati semilir angin malam yang dingin. Langit masih menitikkan hujan sejak sore tadi. Tak nampak satupun bintang di langit, pekat bagai kopi di gelas bapak. Aku hanya berteman cahaya api kecil dari lilin yang bergoyang-goyang diterpa angin malam karena baru saja listrik padam mungkin terkena gangguan karena hujan. Di dalam rumah terdengar suara bapak yang sedang mengajari adik tugas sekolah. Kebetulan beliau dulu mengambil jurusan yang sama dengan yang ditempuh adikku sekarang. Sedikit banyak beliau masih mengingatnya, walaupun pendidikan sekarang jauh lebih berkembang dari masa beliau bersekolah. Kulihat ibu hanya diam sambil memperhatikan, terkadang tertawa melihat ekspresi gemas bapak karena adikku tak kunjung mengerti penjelasan bapak. Lumayan juga, sesekali menikmati malam tanpa listrik seperti ini. Rasanya tenang, ditambah suara hujan yang bergemericik layaknya simponi yang dialunkan oleh mozart. Jalanan pun sunyi, tak ada kendaraan yang berlal

Tentang Rindu

sosokmu tak pernah kutemui namun namamu selalu kulisankan dalam keseharianku dalam setiap sujudku kudengar cerita mereka tentangmu santunnya lisanmu teduhnya wajahmu indahnya senyummu bagaimana tidak aku merindumu jika rasa cinta ini sangat menggetarkan bagaimana tidak  aku merindumu di malam-malamku saat setiap cerita tentangmu sangat menyejukkan engkau, aku begitu merindumu Rasulku, Muhammad

Menghuni Rumah Lama

Assalamualaikum... Hai, ah akhirnya aku datangi juga rumah yang sudah lama tak kuhuni ini. Banyak sawang di mana-mana, kotor sekali banyak debu berterbangan, hihi Kalau bukan karena tugas dari One Day One Post, mungkin aku telah melupakan rumahku ini. Rumah di mana aku dulu mencurahkan segala isi hati. Alhamdulillah ya, aku bisa kembali ke sini dan bernostalgia dengan diriku yang dulu, yang lebih jujur di setiap tarian jemarinya.  Hari ini aku membaca lagi karya-karya lamaku di sini,cuma tiga di tahun 2012-itu sudah lama sekali, haha...Tak kukira aku dulu selembut itu (cieleh) rasa-rasanya aku memang telah terlalu lama meninggalkan kegemaranku ini. Menemukan lagi rasa bahagia saat menari di atas keyboard, menyuarakan melody yang terngiang-ngiang di hati. aduh..berat ya..hihi.. yah inilah akhirnya, ku buka lagi sebuah pintu di mana dulu aku sering sendiri menyuarakan rindu dan pilu  yah, kuputuskan. Aku akan tinggal di sini lagi dan lebih banyak berkarya. Sering-sering m