Ibu Muda
Pisau itu dibuatnya menari, cepat bahkan sangat cepat. Namun matanya menerawang jauh, pandangannya kosong. Bunyi nyaring teko mendidih mengaburkan lamunannya. Seketika berlari mematikan kompor.
Tumpukan piring dan perabot kotor yang menantikan segera dibasuh bersih olehnya, teronggok dipojokan wastafel. Hujan peluh menetes di wajahnya. Diliriknya balita yang sedang bermain di antara samudra mainan yang berserakan di lantai.
Dinding penuh coretan warna-warni, gantungan foto memenuhi. Tampak dirinya dengan baju toga yang gagah dua tahun yang lalu tersenyum bak memeluk dunia. Bintang yang dilukiskan dalam angan akan segera diraihnya, pikirnya saat itu.
Tapi. Aahh, kapan semua ini akan selesai? Paginya sungguh sibuk. Sepertinya bintang itu harus menanti sembari menambah kilaunya. Nanti, suatu saat, pasti!
Tumpukan piring dan perabot kotor yang menantikan segera dibasuh bersih olehnya, teronggok dipojokan wastafel. Hujan peluh menetes di wajahnya. Diliriknya balita yang sedang bermain di antara samudra mainan yang berserakan di lantai.
Dinding penuh coretan warna-warni, gantungan foto memenuhi. Tampak dirinya dengan baju toga yang gagah dua tahun yang lalu tersenyum bak memeluk dunia. Bintang yang dilukiskan dalam angan akan segera diraihnya, pikirnya saat itu.
Tapi. Aahh, kapan semua ini akan selesai? Paginya sungguh sibuk. Sepertinya bintang itu harus menanti sembari menambah kilaunya. Nanti, suatu saat, pasti!
Komentar
Posting Komentar