Berdiri di Tepian
Riak air terdengar di telinga, telapak kaki bermain di atas bebatuan. Nampak di barat sang surya menggelayut lelah bersiap kembali ke peraduannya. Sementara aku, masih termenung, sendiri di sini.
Lalu lalang senyuman dan tawa di sekitarku. Suara-suara asing menggelitik di telinga. Anjing-anjing imut menyalak meminta perhatian, berputar-putar di kaki mereka yang mengijinkan. Aku? Tentu tak akan, maaf, seperti inilah aku diperintahkan.
Lima, jarum jam menunjuknya. Sejam sudah aku menunggunya. Di tepian sungai yang riaknya tandakan kedalaman dangkal. Menunggu yang kutau tak kan pernah datang. Kamu yang kini telah menjadi bayangan.
#30dwc #day5 #onedayonepost
Lalu lalang senyuman dan tawa di sekitarku. Suara-suara asing menggelitik di telinga. Anjing-anjing imut menyalak meminta perhatian, berputar-putar di kaki mereka yang mengijinkan. Aku? Tentu tak akan, maaf, seperti inilah aku diperintahkan.
Lima, jarum jam menunjuknya. Sejam sudah aku menunggunya. Di tepian sungai yang riaknya tandakan kedalaman dangkal. Menunggu yang kutau tak kan pernah datang. Kamu yang kini telah menjadi bayangan.
#30dwc #day5 #onedayonepost
Ceritanya belum bisa move on nih 😉
BalasHapusiya hehe, terinspirasi dari mereka yang tetap setia walau ditinggalkan menghadapNya ...hehe
Hapusajib (y)
BalasHapusCieeee
BalasHapusUdah tau tak akan datang
Kenapa terus ditunggu
Move on dong
Wkwk, karena mereka setia mba
HapusSuka diksinya
BalasHapusYeee ... Makasii mba wid
Hapus