Mirah dan Karna, Lukisan Dunia
Kulitnya keriput, tulangnya menonjol tak tertutup. Peluh bercucuran tak henti membasahi. Mirah, mereka menyebutnya. Istri Karna yang terkenal dengan tulang besinya, tak punya lelah. Langit menjadi saksi pertama, di hadapan semesta, wanita tegar, pemilik duka tanpa air mata.
Detik berputar, dunia semakin mahal. Namun tak dengan kesejahteraan, hilang. Satu, pinta Mirah pada Penciptanya. Angkat sakit yang merebut hidup dan senyum Karna.
Satu dekade telah berlalu, ranjang lebih setia daripadanya. Sejak kokok pertama si jago, hingga bintang berpijar terang Karna bersama ranjangnya. Jangan kau tanya Mirah di mana. Dia bersama cucian basah milik tetangga.
Mirah dan Karna, duka dalam indah dunia.
#Days1
#30DWC
#OneDayOnePost
Detik berputar, dunia semakin mahal. Namun tak dengan kesejahteraan, hilang. Satu, pinta Mirah pada Penciptanya. Angkat sakit yang merebut hidup dan senyum Karna.
Satu dekade telah berlalu, ranjang lebih setia daripadanya. Sejak kokok pertama si jago, hingga bintang berpijar terang Karna bersama ranjangnya. Jangan kau tanya Mirah di mana. Dia bersama cucian basah milik tetangga.
Mirah dan Karna, duka dalam indah dunia.
#Days1
#30DWC
#OneDayOnePost
Deskripsinya bagus, mbak.
BalasHapusTerima kasih mbak wid, ini prosa liris
HapusMasukkah mba?😀
ini cerita ttg guru yang selalu terbaring di tempat tidur bukan ya?
BalasHapusHehe, samakah?
HapusIni terinspirasi dari salah satu orang kutau mas ...
Suka banget. Mengalir 👍
BalasHapusTerimankasih mba rio ... Masih butuh kritik nih 😀😀
Hapus