Asal Mula Gagak Hitam

Pada zaman dahulu kala, saat semua baru saja diciptakan. Awan berarak beriringan dihembuskan angin, suara puluhan burung riuh rendah terdengar saling bersahutan. Burung hantu membuka sebuah toko pewarnaan bulu. Berita pembukaan tokonya terdengar sampai seberang. Burung-burung dari seantero negeri berduyun-duyun datang untuk mewarnai bulunya.

Gagak adalah salah satu burung yang mendengar kabar itu. Langsung saja sang gagak terbang ke toko burung hantu.

"Hai burung hantu, aku juga ingin mewarnai bulu putihku ini."ujar burung gagagak pada burung hantu.
"Baiklah, ayo masuk!" ajak burung hantu.

"Tapi aku tak mau kau samakan dengan burung-burung rendahan itu. Aku mau warnanya yang berbeda, yang akan membuat siapapun menoleh saat aku melintas. Yang jelas bukan warna hitam, nanti aku akan dianggap sebagai pertanda kematian," ujar gagak dengan angkuh.

Burung hantu menawarkan semua pilihan warna yang ada pada gagak, namun gagak melihat semua warna itu sudah dipakai oleh burung di luar sana. Gagak berfikir keras.

"Aha! Aku punya ide!" ujar gagak bersemangat.

"Apa?" tanya burung hantu.

"Aku akan mewarnai setiap helai buluku dengan warna yang berbeda. Itu akan menjadikanku sangat indah.
Burung hantu lelah mendengar ocehan gagak, "lakukanlah sesuai dengan kemauanmu. Aku akan melayani burung yang lain," ujar burung hantu sambil berlalu.

Berjam-jam gagak bersusah-payah mewarnai setiap bulunya dengan warna yang berbeda. Akhirnya usahanya membuahkan hasil. Gagak nampak sangat indah, bulunya berkilauan warna-warni layaknya pelangi. Dengan congkaknya dia berjalan di hadapan burung-burung yang lain.

Tiba-tiba, dedauan diatas gagak bergemeresak dan berliter-liter tinta mengguyur tubuh gagak. Gagak hingga terjerembab jatuh karena banyaknya tinta yang mengucur deras dari atas pohon. Gagak mendongak dan dilihatnya banyak burung yang sedang memegangi kaleng cat memandang sinis padanya sambil tersenyum mengejek.

"Rasakan pembalasan kami, jangan seenaknya menuduh kami rendahan!" ujar salah satu burung. Ternyata itu adalah burung yang diejeknya tadi. Gagak memandang nanar pada tubuhnya, kilauan indah bak pelangi kini telah hilang berganti legam. Gagak benar-benar menjadi pertanda kematian. Kematian akan sikap congkaknya. Gagak pergi dengan penuh penyesalan.


Kisah ini remake legenda yang saya buat dalam rangka memenuhi tantangan ODOP. 
Selamat menikmati.😊

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jadi Blogger Profesional bersama ODOP Blogger Squad

Ganti Domain Blog-mu jadi .com dengan Mudah

Beri Makan Kucingmu dengan satu klik dari Handphonemu dengan Bardi Smart Pet Feeder!