Cerbung - Aku Ingin Berjilbab part 2

"Kak, Arum berangkat! Assalamualaikum," ujar Arum pada mbak Asih yang sedang di belakang rumah menjemur pakaian.

Arum sudah mengenakan seragam barunya, putih-biru. Namun, tak ada rona bahagia di wajah ayunya. Rasa sesak mengganjal hatinya, karena keinginannya menjalankan kewajiban sebagai muslimah tak direstui oleh kakaknya.
Namun, Arum tak kenal menyerah, disimpannya selembar jilbab di dalam tasnya dan sepasang penutup lengan. Sampai di persimpangan jalan, Arum memakainya sambil memandang bayangannya di kaca jendela sebuah supermarket.

Arum belum berani memakainya sejak di rumah, takut mbak Asih marah lagi. Sudah sepekan Arum main kucing-kucingan dengan mba Asih seperti ini. Sebelum sampai rumah, Arum melepaskan jilbabnya. Sebenarnya Arum merasa risih, terkadang ada tatapan-tatapan heran memandangnya. Arum malu, tak khawatir akan timbul fitnah pada dirinya dan mbak Asih. Namun, keinginannya untuk berjilbab mengalahkan semua rasa itu.

***

Cuitan burung terdengar bersahutan, jarum jam dinding menunjuk tepat pada angka enam. Sinar mentari tak terlalu menyengat, angin berhembus melalui celah-celah dinding yang terbuka. Seperti biasa Arum berangkat ke sekolah berjalan kaki.

"Aduh, sabun cuci piring habis!" ucap mbak Asih sambil membuang bungkus kosong sabun cuci piring.

Mbak Asih berjalan ke persimpangan, Toko Abah Ali, supermarket kecil yang menjual berbagai keperluan rumah tangga. Tiba-tiba detak jantungnya berpacu lebih cepat, matanya memanas. Dipandangnya Arum yang sedang mematut diri di jendela Toko Abah Ali. Arum sedang merapikan jilbab yang bertengger di atas kepalanya. Arum tersenyum sebentar menatap bayangannya di kaca, lalu kembali melanjutkan perjalanan.

Tak terasa air mata mbak Asih menetes, badannya lemas seketika. Teringat kata-kata yang diucapkannya pada Arum.

"Arum, kamu tau kan perihal jilbab tak bisa main-main. Mbak nggak pingin kamu hanya ikut-ikutan tren yang ada. Nanti kalau kamu bosan, kamu lepas itu jilbab."

Tak disangka tekad Arum memakai jilbab sungguh kuat. "Sudah berapa lama dia melakukan hal rahasia ini demi menjaga perasaaanku?" ujar mbak Asih sambil menyeka air matanya.

-Bersambung-

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jadi Blogger Profesional bersama ODOP Blogger Squad

Ganti Domain Blog-mu jadi .com dengan Mudah

Beri Makan Kucingmu dengan satu klik dari Handphonemu dengan Bardi Smart Pet Feeder!