Mekar dalam Simpang part 2

Part 2

Setelah empat tahun ditinggalkan, rasa-rasanya banyak yang berubah pada Kota Malang, udaranya tidak sesejuk dahulu macet pun sudah terasa di mana-mana. Rania sedang berdiri di depan Stasiun Kota Baru Malang. Di kanan kirinya berdiri koper besar, setelah lulus dengan gelar sarjana seni di Institut Seni Indonesia di Yogyakarta, Rania memutuskan untuk pulang ke Malang. Gurat kelelahan terpancar di wajahnya, selama delapan jam dia duduk di dalam kereta sejak semalam. Pagi ini, Zaky berjanji untuk menjemputnya, karena itulah Rania mencegah ayah yang sebenarnya ingin menjemput sendiri anak gadisnya itu. Rania memang jarang pulang ke Malang, hanya waktu Hari Raya saja dia pulang, mengingat tugasnya sebagai mahasiswi jurusan desain interior yang sangat padat.

Setelah tiga puluh menit menunggu akhirnya wajah Zaky terlihat, nafasnya tersengal-sengal karena berlarian dari tempat mobilnya diparkirkan.

“Maaf  ya Ran, aku bangun kesiangan. Kemarin ngerjakan tugas sampai malam,” ujar Zaky sambil membenarkan kacamatanya yang melorot.

Zaky saat ini masih menjadi mahasiswa jurusan kedokteran di Universitas Brawijaya. Masih sama seperti saat SMA dulu, dia adalah lelaki yang sibuk dengan sekolah dan organisasinya.  Rania yang masih merasa lelah dengan perjalanannya hanya menggangguk dan mengajak Zaky segera pulang. Rania sudah teramat rindu dengan kasur empuk di kamarnya, sudah gerah ingin segera mandi lalu tidur panjang melepas penatnya.

Rania dan Zaky masih menjalin hubungan walaupun kuliah di kota yang berbeda. Intensitas kegiatan yang sama-sama sibuk menjadikan komunikasi mereka jarang, apalagi Rania yang jarang pulang ke Malang, pernah suatu kali Zaky yang ingin ke Yogyakarta namun dicegah oleh Rania. Usia yang sudah dewasa menjadikan pemikiran mereka lebih matang, jadi hal ini tidak terlalu dipermasalahkan oleh mereka. 

Sepanjang perjalanan ke rumah Rania yang ada di Batu terasa hening. Ternyata Rania sudah tertidur pulas di kursinya. Zaky hanya menatapnya maklum sambil mengusap pelan rambut Rania.